Apakah Allah Disalib?
Shalom 🙏
"Kamu tahu, bahwa dua hari lagi akan dirayakan Paskah, maka Anak Manusia akan diserahkan untuk disalibkan." Mat 26:2
Ada 3 kata yang penting yang saling terkait di dalam perkataan Yesus kepada murid-muridNya yaitu Paskah, Anak Manusia dan Salib.
Yang pertama adalah kata Paskah , dalam bahasa Yunani πάσχα dibaca Paskha, yang berasal dari bahasa Aram - Ibrani פֶּ֥סַח dibaca Pe-sah yang artinya 👉 melalui.
Perayaan Paskah yang kita baca diatas, yang dirayakan oleh Yesus dan murid-muridNya merupakan Perayaan Paskah Perjanjian Lama yang diperintahkan oleh Allah sendiri untuk dirayakan oleh bangsa Israel untuk memperingati peristiwa malam keselamatan yang dikerjakan oleh Allah untuk membawa Israel keluar dari perbudakan di Mesir. Malam paskah saat itu begitu penting karena menjadi malam yang menentukan Pembebasan bangsa Israel keluar dari Mesir.
Yang menjadi syarat utama supaya mereka selamat adalah setiap rumah yang ambang pintunya diolesi dengan Darah Anak Domba akan dilewati oleh Malaikat maut yang sedang berjalan malam itu di Mesir. Perayaan ini juga disebut Hari Raya Roti Tidak Beragi, atau yang disebut dengan roti penderitaan (Ulangan 16:3).
Jadi Paskah yang dilakukan oleh Yesus merupakan Paskah tradisi Yahudi dimana dirayakan juga oleh semua orang Yahudi pada saat itu, namun pada moment tersebut Yesus merubah kiblat dari pelaksanaan Paskah Perjanjian Lama tradisi Yahudi yang terpusat kepada keselamatan dan pembebasan yang dikerjakan oleh Allah di Mesir menjadi Paskah Perjanjian Baru yang terfokus kepada keselamatan dan pembebasan dari dosa manusia yang dikerjakan oleh Tuhan Yesus di tiang kayu salib di Yerusalem.
Tentu saja penyiksaan dan kematian Yesus bukan secara kebetulan terjadi di masa perayaan Paskah Perjanjian Lama. Ini merupakan masa yang tepat untuk menjadi titik awal dimulainya Perjanjian yang Baru bagi Israel dan non Israel. Pada moment tersebut Tuham Yesus mengumumkan dimulainya masa Perjanjian Baru, suatu perjanjian yang bukan lagi berorientasi pada keselamatan secara fisik bangsa Israel di Mesir tetapi keselamatan secara rohani bagi Israel dan bangsa-bangsa di dunia. Bukan lagi darah anak domba binatang yang menjadi point utama penebusan dan keselamatan, melainkan darah Anak Domba Allah yang dikorbankan demi penebusan dosa manusia.
Yang kedua adalah tentang Anak Manusia .
Yesus menggunakan frase ini untuk menekankan substansi diriNya sebagai manusia seutuhnya. Hal ini untuk membantu murid-muridNya pada saat itu dan kita saat ini memahami bahwa Ia adalah 100% manusia dan 100% Allah. Sebagi manusia Ia merasakan penderitaan yang sangat hebat sebagaimana manusia jika disalibkan. Demikian juga sebagai manusia Ia lapar, haus, tidur, makan, dan merasakan sakit ketika disalibkan. Dengan demikian ketika Ia disalibkan dan mati, Ia benar-benar mati sebagai manusia.
Pernyataan Yesus ini dapat menjawab pertanyaan kritis yang mempertanyakan keIlahian Yesus, jika Dia adalah Allah, mengapa Ia disalibkan? Pertanyaan ini wajar karena tidak memahami esensi keIlahian Yesus. Untuk itu berdasarkan pernyataan Yesus bahwa Anak Manusia akan disalibkan memberikan pemahaman tentang keIlahian Yesus, bahwa yang disalibkan adalah daging manusia Yesus sehingga rasa sakit yang Ia rasakan sama seperti manusia biasa nya dan penghukuman Allah kepada manusia digenapi di dalam tubuh Yesus.
Yang ketiga adalah Salib .
Salib merupakan salah satu cara pemerintahan Romawi untuk menghukum para penjahat, dan hukuman ini dikenal sebagai hukuman yang paling berat, paling keji, paling menyakitkan, paling hina dan paling memalukan dari semua cara hukuman yang pernah ada di dunia ini. Mulai dari dicambuk dengan cambuk besi, ditelanjangi, memikul sendiri kayu salib (biasanya dari pohon Zaitun) ke lokasi penyaliban, sampai dengan pemakuan di lengan dan kaki merupakan tradisi dan cara kerajaan Romawi saat itu untuk membuat orang yang disalib merasakan malu, kesakitan namun tidak cepat mati.
Begitu kejinya metode penyaliban sehingga penulis sekuler pada zaman itu menyimpulkan bahwa salib merupakan cara menghukum yang paling mengerikan dan menyakitkan. Akibatnya mereka menjadi segan untuk merincikan hukuman ini.
Namun cara inilah yang dipakai oleh Allah untuk menghukum Yesus yang tidak berdosa untuk menebus dosa-dosa seluruh umat manusia. Salib inilah yang menjadi Yesus sebagai jalan pendanaan diantara manusia dan Allah dan tanpa Yesus manusia tidak akan pernah bisa sampai kepada Allah.
Demikianlah tiga hal tersebut saling berhubungan: Paskah, Anak Manusia dan Salib.
Kita pasti pernah mendengar celaan dan hinaan kepada Yesus karena Salib ini. Ada yang mengatakan jika Yesus adalah Allah mengapa Ia mati disalib? Bahkan ada yang mencela Yesus karena hinanya penyaliban.
Pemahaman frase ini akan membantu kita di dalam menanggapi nya dan mengamankan hati, pikiran dan iman kita, bahwa ketika disalibkan Yesus tidak menggunakan kekuatanNya sebagai Allah untuk menahan rasa sakit atau menghindar dari salib. Tubuh manusiaNya disalibkan dengan penderitaan dan kesakitan sebagaimana normalnya manusia. Ia tahu itu dari awal bahwa akan sangat menyakitkan bahkan Ia sebagai manusia berdoa sekiranya cawan (tanggungan) yang akan di pikul ini berlalu, namun, Ia rela mengalami semua itu.
Disinilah letaknya kemuliaan penderitaan dibalik penyaliban Yesus:
Di dalam Yesus, kutuk salib berubah menjadi berkat, kehinaan menjadi kemuliaan, dan kematian menjadi kehidupan.
Yesus menghubungkan Paskah Perjanjian Lama yang dikerjakan melalui Darah Anak Domba yang tak bercacat dan tak bercela yang dicurahkan sebagai tanda keselamatan bagi bangsa Israel dengan Paskah Perjanjian Baru yang Ia kerjakan dengan mencurahkan darahNya sendiri sebagai manusia yang tak bercacat dan tak bercela untuk keselamatan bangsa Israel dan bangsa-bangsa lainnya.
Darah anak domba yang dicurahkan di Perjanjian Lama tidak otomatis menyelamatkan semua bangsa Israel pada saat itu, melainkan hanya yang percaya kepada janji Allah dengan mengoleskan darah anak domba di ambang pintu mereka yang diselamatkan.
Demikian juga dengan darah Yesus yang tercurah dan dengan matiNya disalib tidak otomatis menyelamatkan semua , melainkan hanya yang beriman kepada Yesus yang akan ditebus dosa-dosanya dan memperoleh keselamatan.
Untuk itulah Yesus memerintahkan agar Paskah Perjanjian Baru harus dirayakan dengan tujuan mengingat apa yang telah Ia perbuat untuk keselamatan manusia.
Ketika makan roti tidak beragi hendaknya mengingat bahwa tubuh Yesus telah dilukai karena menanggung penghukuman karena dosa-dosa kita.
Ketika meminum air anggur yang berwarna merah di dalam Perjamuan Kudus hendaknya mengingat bahwa darahNya yang tak bercacat dan tak bercela telah tertumpah di kayu salib supaya kita mendapat keselamatan.
Sudahkah mengucap syukur kepada Tuhan Yesus untuk apa yang telah Ia lakukan bagi kita?
Selamat merenungkan masa-masa pengorbanan Yesus. Tuhan memberkati kita sekalian.
🙏🙏🙏
Komentar