Ketaatan Tanpa Syarat Abraham

Bagaimana sikap Abram ketika ia menerima perintah dan janji dari Allah yang tidak dia kenal?

Ketika Tuhan menyatakan diriNya kepada Abram, Ia langsung memberikan 1 perintah dan 4 janji. 

🔥 Berfirmanlah Tuhan kepada Abram: ”Pergilah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu; Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat. Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau, dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat.” (Kejadian 12:1‭-‬3)

Pertama Tuhan memerintahkan agar Abram pergi dari Haran ke tempat yang akan ditunjukkan Tuhan. Dan disini tidak ada ayat yang menjelaskan kemana Abram harus pergi. 

Kedua, Allah langsung menyatakan janji-,janjiNya kepada Abram

1. Tuhan akan membuat Abram menjadi bangsa yang besar. 

2. Tuhan akan membuat nama Abram terkenal. 

3. Abram akan menjadi berkat.

4. Orang yang mengutuk Abram akan dikutuk namun yang memberkati akan diberkati.

Ada 1 perintah dan 4 janji yang Tuhan berikan kepada Abram dengan tiba-tiba saja. 

Abram menerima janji dimana bukan hanya dia saja yang diberkati, melainkan ia akan menjadi saluran berkat sehingga semua kaum atau dalam bahasa aslinya מִשְׁפְּחֹ֥ת (mispahot) yang berarti keluarga-keluarga di muka bumi akan memperoleh berkat dari Tuhan.

Abram juga menjadi sarana berkat dan kutuk, jika seseorang memberkatinya akan diberkati, jika mengutuk akan dikutuk. Semua ini dijanjikan begitu saja kepada Abram. 

Lantas mengapa Abram tiba-tiba menerima janji-janji  berkat yang luar biasa ini? Apakah yang dilakukan Abram sehingga ia sedemikian layak mendapatkan janji-janji Allah?

Seperti dijelaskan dalam renungan pertama Misteri Panggilan Allah kepada Abram , bahwa Allah tiba-tiba memunculkan diri kepada Abram dan memberikan perintah dan janji-janjiNya bukanlah karena Abram adalah orang benar, bukan karena ia melakukan perbuatan baik, atau bukan karena ia sudah percaya kepada Adonai (panggilan Allah untuk YHWH) terlebih dahulu. Bahkan Abram pada saat itu sedang menyembah allah-allah lain. 

Hal ini menjelaskan janji-janji Allah yang diterima Abram mutlak adalah anugerah semata-mata, bukan karena kebaikannya melainkan karena pemilihan, otoritas dan kedaulatan Allah lah Abram menjadi yang terpilih untuk menerima janji-janji yang begitu besar. 

Namun persoalannya adalah ketika Allah memberikan janji-janji tersebut, secara logika manusia, apakah memungkinkan untuk Abram percaya bahwa ia akan menjadi bangsa yang besar karena ia sudah berumur 75 tahun dan sudah tidak mungkin bisa memiliki keturunan. Bagaimana ia bisa menjadi masyhur atau terkenal karena ia pergi tanpa tujuan dan sebagai pengembara di negeri asing, tidak ada seorangpun yang mengenal dia dan keluarganya. 

Kata kerja  וַיֵּ֥לֶךְ (weyelekz) di ayat 4 menjelaskan bahwa Abram pergi melangkah sebagai ketaatan kepada perintah Allah yang ia terima. 

Abram pergi tanpa bertanya arah dan tujuan, tanpa ragu dengan apa yang akan terjadi kepadanya. Ia tidak mengkomplain bahkan mengeluarkan satu kata pun tidak, ia hanya taat!  inilah salah satu alasan mengapa sehingga ia disebut sebagai Bapa segala orang yang beriman. 

🔥 Lalu pergilah Abram seperti yang difirmankan Tuhan kepadanya, dan Lot pun ikut bersama-sama dengan dia; Abram berumur tujuh puluh lima tahun, ketika ia berangkat dari Haran. Abram membawa Sarai, isterinya, dan Lot, anak saudaranya, dan segala harta benda yang didapat mereka dan orang-orang yang diperoleh mereka di Haran; mereka berangkat ke tanah Kanaan, lalu sampai di situ. Abram berjalan melalui negeri itu sampai ke suatu tempat dekat Sikhem, yakni pohon tarbantin di More. Waktu itu orang Kanaan diam di negeri itu. Kejadian 12:4‭-‬6 TB

Abram sebenarnya punya hak untuk bertanya dan mengkomplaian karena ia sudah mapan mewarisi kekayaan ayahnya yang diperoleh selama di perantauan, ia bahkan sudah tua berumur 75 tahun, sudah berat secara fisik dan waktunya menikmati hari tua. Ia juga tidak memiliki keturunan. 

Bisa saja ia bertanya kepada Tuhan, saya harus pergi kemana karena Tuhan tidak menyebutkan spesifikasi tempat tujuan? Atau bertanya apakah mungkin karena saya sudah tua dan istri saya mandul! Abram bahkan dapat dikatakan tidak mengenal siapa sosok yang sedang berbicara dengan dia! Tapi Abram diam dan taat melakukan perintah Tuhan meninggalkan Haran. Ia mungkin tidak berharap janji Tuhan yang tidak mungkin baginya, namun ia patuh sepatuh-patuhnya kepada Tuhan. 

Kitab Ibrani pasal 11 menjelaskan bahwa Abraham di dalam ketaatannya tidak pernah melihat janji-janji Allah digenapi dalam hidupnya, namun apakah itu berarti Allah tidak setia terhadap janji-janjiNya? Tidak! Janji-janji Allah tetap digenapi di dalam keturunannya yaitu Israel dan Yesus Kristus. 

Pemilihan Tuhan terhadap Abram adalah pemilihan tanpa syarat, begitu juga kepatuhan Abram terhadap Tuhan adalah kepatuhan tanpa syarat. 


Untuk direnungkan:


Bagaimanakah kepatuhan Anda terhadap perintah atau kehendak  Tuhan selama ini? Apakah kepatuhan Anda adalah kepatuhan dengan syarat? Apakah Anda mau mengerjakan maunya Tuhan tapi mengajukan syarat-syarat tertentu kepada Tuhan untuk dipenuhi terlebih dahulu? 

Tuhan memilih tanpa syarat, tetapi Ia melihat dan menilai iman dan ketaatan di dalam panggilan dan pilihanNya. 


🙏🙏🙏


Baca dan nikmati Kebenaran firman Tuhan melalui 7 hari Renungan Tentang Penciptaan Evolusi vs Penciptaan







Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENGENAL PENULIS KITAB MARKUS (1)

Apakah Yesus Allah?

Apakah Allah Disalib?